Semarang, 4 November 2025 – Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro menyelenggarakan kuliah umum berlevel visiting practitioner bersama Dr. Bekti Mulatiningsih, Ph.D., seorang Specialist Librarian di University of Queensland, Australia dengan tema “Dari Koleksi ke Kolaborasi: Menjadi Specialist Librarian di Era Riset Modern”. Acara ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi angkatan 2024 untuk bertemu langsung dengan Dr. Bekti Mulatiningsih, Ph. D. di Lt. 4 UPT Perpustakaan Undip, Semarang.

Dr. Bekti membagikan pengalaman profesional beliau selama berkarir di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi sebagai Medical Librarian dan Medical Research Librarian di perpustakaan yang berbasis NGO di dalam negeri hingga saat ini menjadi Specialist Librarian bidang Research Outputs and Impacts di University of Queensland, Australia. Melalui posisi tersebut, beliau terlibat ke dalam team Scholarly Communications and Repository Services (SCARS) yang bertugas untuk memberi layanan kepada stakeholder serta leadership dan training kepada para Librarian serta mengelola UQ eSpace yang merupakan repositori institusional milik University of Queensland.

Selain itu, Dr. Bekti juga membagikan insight terkait ranah kerja dari Research Data and Open Services yang bertugas untuk mengurus publikasi dan riset secara terbuka termasuk memberikan panduan strategis dalam memilih tempat publikasi dan promosi hasil riset. Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan terkait layanan seputar keluaran dan dampak suatu riset yang bertugas untuk mengelola dan melaporkan keluaran dan dampak riset institusi melalui dukungan metrik dan pelatihan kepada peneliti guna peningkatan visibilitas riset melalui kolaborasi dan pengelolaan sistem penelitian.

Dr. Bekti juga berbagi informasi seputar hard skill, soft skill dan keahlian lainnya yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Specialist Librarian yang memotivasi peserta untuk mengembangkan keahlian relevan agar mampu menjadi seorang Specialist Librarian yang kompeten dan adaptif.

Lebih lanjut, beliau juga mengenalkan konsep evidence-based approach yang mengutamakan bukti akurat sebagai dasar pengambilan keputusan. Konsep ini kemudian menjadi prinsip dasar oleh Matrix Team yang digunakan untuk mengukur dampak riset, mendukung keputusan strategis, menemukan peluang kolaborasi, memperkuat profil peneliti, evaluasi kinerja riset serta menyediakan bukti laporan. Pengukuran matriks dilakukan menggunakan berbagai tools dan vendor yang masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penggunaannya. Beliau juga menjelaskan tentang berbagai indikator metrik yang umum digunakan untuk pengukuran keluaran dan dampak riset.

Berkarir sebagai Specialist Librarian membuat Dr. Bekti juga menyoroti tantangan-tantangan dalam dinamika profesinya meliputi perubahan kebijakan riset dari pemerintah, kebutuhan literasi metrik, eksplorasi alat dan fitur baru, keterampilan digital serta peningkatan tuntutan pelaporan yang meningkat baik dari pihak rektorat atau eksternal. Hal ini memberikan gambaran terkait apa saja tantangan yang harus dihadapi oleh seorang Specialist Librarian untuk tetap bertahan di tengah masifnya perubahan dan perkembangan di era modern.

Menuju akhir sesi, Dr. Bekti juga membuka kesempatan kepada peserta untuk melakukan tanya jawab yang juga disambut antusias oleh peserta yang menanyakan seputar lingkup kerja, manajemen perpustakaan, kompetensi sebagai specialist librarian dan kolaborasi layanan riset antar perpustakaan. Beliau menegaskan bahwa sudah seharusnya perpustakaan beralih untuk meningkatkan ego kolaborasi, bukan kompetisi sehingga semua perpustakan dapat saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan layanan risetnya. Kemudian di akhir sesi, beliau juga mengadakan kuis seputar materi yang disampaikan sebelumnya melalui platform Mentimeter yang disambut antusias oleh seluruh peserta kuliah umum.

Melalui pemaparan materi yang dikombinasikan dengan sentuhan fotografi khas University of Queensland, Dr. Bekti menciptakan suasana kuliah umum yang lebih hidup dan profesional sehingga menarik perhatian dan antusiasme peserta. Kuis yang dilakukan di akhir sesi juga menjadi refleksi bagi para peserta mengenai materi yang sudah disampaikan sebelumnya dan memperlihatkan keterlibatan yang aktif dari seluruh peserta kuliah umum.

Penulis: Najwa Nafilah Anggraini

Bagikan: