Semarang, October 27th 2025 – Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro menyelenggarakan program kuliah umum dengan tema “Hands On: Applying Critical Approaches to Pseudo-science and Bias in Human-Information Behaviour (HIB)” yang dibawakan oleh Rahmi, S.Hum., M.Sc., Ph.D, dosen dari Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Rahmi merupakan akademisi yang menempuh pendidikan magister dan doktoral di University of Tsukuba, Jepang, dengan fokus penelitian pada pendekatan human-centered dalam perilaku informasi. Selain aktif dalam kegiatan akademik, Rahmi juga merupakan anggota AP-iNext (Asia-Pacific iSchools Next Generation Committee) dan staf ahli di UI GreenMetric. Dalam pemaparannya, Rahmi mengajak peserta memahami bagaimana bias dan pseudosains memengaruhi penelitian serta perilaku seseorang dalam mengolah informasi.

Rahmi menjelaskan konsep dasar Human-Information Behaviour (HIB), yaitu cara seseorang mencari, menilai, dan menggunakan informasi dalam kehidupan sosial dan juga budayanya. Ia menyoroti pentingnya membedakan antara ilmu pengetahuan (science) dan pseudosains, yakni klaim yang menyerupai ilmu tetapi tidak mengikuti metode ilmiah. Rahmi juga menjelaskan berbagai konsep utama seperti misinformasi, disinformasi, malinformasi serta konsep 4L Bias Map, yang mencakup bias dalam riset seperti bias desain, data, analisis, dan pelaporan.

Kemudian, Rahmi memaparkan penggunaan perangkat lunak AntConc untuk melakukan analisis teks berbasis korpus (corpus analysis). Peserta diajak menelusuri pola bahasa dan kata kunci yang sering muncul dalam klaim pseudosains, seperti “tanpa efek samping”, “energi positif”, atau “terbukti secara ilmiah”. Pola-pola bahasa tersebut sering kali digunakan untuk membangun validitas semu dan meyakinkan publik tanpa bukti ilmiah. Selain itu, penggunaan alat seperti AntConc penting untuk melakukan audit linguistik, sehingga peneliti dapat mendeteksi bias dan klaim palsu dalam teks secara sistematis.

Rahmi juga memperkenalkan aplikasi SPPS dan RStudio untuk menguji realibilitas dan validitas data penelitian. Melalui latihan sederhana, peserta belajar menggunakan uji Cronbach’s Alpha untuk konsistensi data dan Exploratory Factor Analysis (EFA) untuk mengidentifikasi struktur variabel. Rahmi menekankan pentingnya open science melalui keterbukaan data dan kode analisis, agar hasil penelitian bisa diverifikasi peneliti lain. Dengan pendekatan ini, Rahmi mengajarkan bahwa penelitian perilaku informasi seharusnya tidak hanya berfokus pada pengumpulan data, tetapi juga pada etika, transparansi, dan kesadaran terhadap bias.

Penulis: Dwi Indri Listia Sari

Bagikan: