Aquascape bukan sekadar seni lanskap bawah air, tetapi juga sebuah bentuk koleksi hidup yang menuntut perawatan dan pengelolaan berkelanjutan. Dalam praktiknya, aquascape memerlukan ketelatenan, keteraturan, dan pemahaman terhadap ekosistem di dalam akuarium, dimana nilai-nilai tersebut sejatinya sejalan dengan prinsip dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat yang diusung oleh TIM 107 KKNT Undip bersama pelaku usaha Antoaquarium & Art di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, saya berkesempatan untuk mendalami lebih lanjut bagaimana seni dan ilmu ini bertemu dalam satu titik, yaitu perawatan dan konservasi. Dalam kegiatan ini, saya tidak hanya mengamati, tetapi juga turut serta melakukan praktik perawatan aquascape dan mengaitkannya dengan prinsip pengelolaan koleksi informasi.

Bersih-Bersih: Praktik Konservasi Koleksi

Pembersihan ini dilakukan minimal dua minggu sekali. Praktik ini mengingatkan saya pada konservasi koleksi di perpustakaan, seperti membersihkan rak dan buku dari debu atau jamur agar tetap layak tayang dan bernilai guna. Kaca yang jernih mencerminkan bagaimana informasi harus disajikan secara bersih dan tidak terdistorsi, sebagaimana metadata dalam sistem informasi.

Menjaga Suhu dan Lingkungan: Pengelolaan Ruang Informasi

Pemilik aquascape menekankan pentingnya stabilitas suhu dan lokasi penempatan akuarium agar tidak terpapar langsung sinar matahari atau udara luar. Dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi, hal ini setara dengan pengelolaan ruang informasi, dimana ruang baca atau sistem digital harus dirancang sedemikian rupa agar nyaman, aman, dan tidak terganggu faktor eksternal. Aquascape yang diletakkan di ruang yang tenang dan stabil berperan seperti ruang baca atau server sistem informasi yang memungkinkan pengguna fokus dan mendapat pengalaman terbaik.

Pemetaan dan Pemahaman Elemen Informasi

Kegiatan merancang ulang layout dalam akuarium mulai dari mengatur ulang letak batu, tanaman, hingga arus air juga sejalan dengan bagaimana Ilmu Perpustakaan dan Informasi mempelajari layout terbaik untuk ruangan perpustakaan. Aktivitas ini melatih pemahaman akan interkoneksi antar elemen, seperti pemetaan informasi dalam sistem klasifikasi atau organisasi data. Setiap tanaman dan ikan memiliki kebutuhan berbeda, mirip dengan bagaimana setiap jenis koleksi perpustakaan atau data digital memiliki standar pengelolaan masing-masing.

Kegiatan ini menjadi pengalaman reflektif sekaligus aplikatif tentang bagaimana nilai-nilai pengelolaan informasi tidak hanya berada di rak buku atau sistem digital, tetapi juga hidup dalam media visual seperti aquascape. Merawat aquascape mengajarkan ketelatenan, keteraturan, dan kepedulian, yang mana nilai tersebut juga esensial dalam Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Saya percaya bahwa pendekatan lintas disiplin seperti ini akan memperkaya cara pandang mahasiswa dan masyarakat dalam memahami pentingnya perawatan terhadap setiap bentuk koleksi, baik yang tercetak, digital, maupun yang hidup di dalam air.

Oleh: Ilham Fadlurrohman Hamid

Bagikan: