Pada 1943, Beberapa pustakawan secara rahasia direkrut oleh OSS untuk menyelamatkan buku-buku yang tersebar di seluruh penjuru Eropa.
Saat para pria dan wanita yang biasanya hanya mengurus buku beralih menjadi agen intelijen. Aktivitas perpustakaan seperti akuisisi, katalogisasi, dan reproduksi menjadi penuh dengan misteri, ketidakpastian, dan bahkan bahaya.
Berikut kami sajikan infografis tentang bagaimana peran pustakawan semasa perang dunia ke dua.
Sumber:
Peiss, K. L. (2020). Information Hunters: When Librarians, Soldiers, and Spies Banded Together in World War II Europe. New York, NY: Oxford University Press.


