Semarang (8/27) – Rangkaian Summer Course 2022 yang diselenggarakan secara dalam jaringan (daring) oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, sejak Senin (22/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022).

Pelaksanaan kegiatan menghadirkan peserta dari berbagai negara, antara lain Malaysia, Pakistan, Turki, Nigeria, dan tentu saja Indonesia.

Pada summer course tahun ini mengangkat tema ‘Cultural Documentation: Preserving the Indigenous Knowledge Traces, Building the Future Civilization‘.

Di hari kedua ini membahas materi menarik terkait dengan Reveal in the Indigenous Knowledge Inside the Javanese Manuscript atau mengungkapkan kearifan lokal pada Naskah Jawa oleh tiga pembicara yakni oleh Kusnandar, S.Sos., M.Si., selaku dosen Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung sekaligus Ph.D. Candidate Leiden University, Rizki Nurislaminingsih, M.A., juga dari Unpad Bandung, dan Totok Yasmiran, S.S., dari Museum Radya Pustaka Kota Surakarta Jawa Tengah.

Sesi pertama pada hari kedua, pemateri dibawakan oleh Kusnandar, S.Sos., M.Si., yang berbagi pengalaman mengajar kursus dokumentasi budaya.

Kusnandar, M.Si., memberikan pengantar terkait kearifan lokal, apa itu naskah kuno dan bahwasanya naskah kuno sebagai pengetahuan adat.

“Naskah Jawa adalah produk intelektual bahwasanya naskah jawa tersebut mencerminkan intelektualitas Jawa dalam menulis, seni maupun praktik yang berupa artefak buku sebagai sarana penghayatan maupun nilai-nilai hidup,” terangnya saat sesi hari kedua, Selasa (23/8/2022).

Rangkaian Summer Course 2022 yang diselenggarakan secara dalam jaringan (daring) oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, sejak Senin (22/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022). (Dok. Prodi FIB Undip Semarang)

Adapun contoh Naskah Jawa seperti Bharatayudha tahun 1814, Serat Babad Mangkunegaran tahun 1800, Serat Babad Pakubuwana sekira tahun 1814, Serat Babad Pakunegara, Serat Rama Keling tahun 1814, dan sebagainya.

Ada pula kertas khas Indonesia yakni Daluang yang berupa lembaran tipis terbuat dari kulit pohon daluang atau mulberry.

Namun Daluang sendiri bukanlah termasuk kedalam jenis kertas tetapi dapat digunakan sebagai media menulis.

Karena daluang memiliki serat yang paling kuat diantara serat lainnya, maka daluang dikenal sebagai media penulisan naskah kuno. (*)

Sumber:https://jateng.tribunnews.com/2022/08/27/gelaran-summer-course-prodi-ilmu-perpustakaan-fib-undip-membedah-kearifan-lokal-pada-naskah-jawa.