Semarang (06/23) Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Diponegoro (Undip) bekerjasama dengan HMPS Ilmu Perpustakaan 2023 kembali menyelenggarakan acara Temu Kembali Ilmu Perpustakaan pada Jumat 23 Juni lalu. Mengambil tempat di Ruangan A.3.11, Temu Kembali Ilmu Perpustakaan (TBI) 2023 sukses menjadi forum penyampaian aspirasi dan keluh kesah secara terorganisir baik dari dosen maupun mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme para peserta yang sangat tinggi.

Tahun ini TBI mengundang 15 dosen dan perwakilan mahasiswa dari 3 angkatan, yakni angkatan 2020, 2021, dan 2022. Beberapa pengurus HMPS Ilmu Perpustakaan 2023 juga terlihat menghadiri acara ini. Kurang lebih terdapat 10 hal yang disampaikan perwakilan mahasiswa pada sesi penyampaian aspirasi dan keluh kesah. Salah satu poin yang disampaikan adalah keresahan mengenai informasi MBKM yang agak sulit didapatkan.

Menanggapi hal tersebut Kepala Program Studi Ilmu Perpustakaan – Herianto, S.Sos., M.IM., Ph.D., mengakui bahwa memang penyediaan informasi terkait MBKM tersebut oleh Prodi tergolong kurang. “Konversi dilakukan minimal 20 SKS, jika kurang dari itu maka Prodi dikatakan tidak melakukan MBKM.” Jelas Herianto.

“Lalu bagaimana memenuhi 20 SKS?. Universitas telah menyediakan mata kuliah untuk menambahi konversi mahasiswa” lanjutnya.

Aspirasi lain yang telah disampaikan perwakilan mahasiswa adalah mengenai penyetingan kelas yang pro kontra. Hal ini ditanggapi langsung oleh salah satu dosen ilmu perpustakaan, Yoga Prasetyawan. “Pertimbangan kami mensetting kelas secara tetap adalah pertama, kenyamanan mahasiswa, kedua, kemudahan menata jadwal, dan ketiga, memudahkan reschedule kelas. Jadi memudahkan kedua belah pihak, antara dosen dan mahasiswa” ujarnya.

Saat sesi penyampaian aspirasi umum dibuka, moderator acara – Helmy Sasongko Adji membacakan salah satu pertanyaan yang ditanyakan lewat live streaming Instagram. “Dari akun @honeylemon, izin saran untuk pelaksanaan observasi alangkah baiknya disediakan transportasi agar memudahkan” ucap Helmy. Pertanyaan tersebut disambut oleh dukungan dan tawa dari para peserta.

Dosen Ilmu Perpustakaan, Mecca Arfa langsung merespon dengan mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang koin. “Loh transportasi itu seribu tho” ucapnya sambil mengangkat uang koin. Ruang A.3.11 kembali dipenuhi oleh gelak tawa.

Selain sebagai forum penyampaian aspirasi dan keresahan mahasiswa, TBI juga menjadi forum bagi dosen untuk memberikan evaluasi selama satu tahun ajaran. Evaluasi yang disampaikan oleh dosen kepada mahasiswa berkaitan dengan kedisiplinan, kesopanan, dan ketertiban. Salah satu yang disebutkan adalah perihal perizinan sakit yang harus menggunakan surat dokter resmi. “Kalau izin menggunakan surat dokter jangan menggunakan surat dari google yang di print sendiri” ujar Athanasia, salah satu dosen Ilmu Perpustakaan.

Dengan diselenggaranya Temu Balik Ilmu Perpustakaan ini harapannya, segala aspirasi, saran dan keluh kesah masing-masing baik dosen maupun mahasiswa bisa tersampaikan dengan baik. Sehingga pada tahun ajaran selanjutnya dapat terjalin kenyamanan, keharmonisan, dan keselarasan yang lebih baik dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan.

Penulis: Tim HMPS Ilmu Perpustakaan