Program Studi Ilmu Perpustakaan FIB Undip kembali menyelenggarakan Kuliah Umum melalui platform Zoom pada Selasa (7/ 9/ 2021) untuk menyemarakkan ulang tahun Program Studi Ilmu Perpustakaan Undip yang le-16. Mengusung tema “Praktik Literasi pada Anak dan Remaja”, materi kuliah umum pada kali ini dibawakan oleh Dr. Yona Primadesi, M. Hum. yang sekarang aktif sebagai dosen di Universitas Negeri Padang sekaligus praktisi literasi. Kuliah umum ini dibuka untuk umum dan diikuti lebih dari 300 partisipan. Sesi tanya jawab dan diskusi berlangsung dengan antusiasme partisipan yang sangat tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan partisipan kepada pembicara. Kuliah umum kali ini berhasil mengeksplorasi pentingnya membekali anak melalui dunia literasi.

Pada dasarnya, praktik literasi sudah aja sejak dahulu. Literasi berguna pada ranah praktik sosial dan akan terus berkembang seiring perkembangan masyarakat yang dinamis. Dalam dunia Ilmu Perpustakaan, literasi informasi sebenarnya dikembangkan dari konsep user education. Literasi tidak hanya perkara membaca dan menulis tetapi bagaimana kemudian bisa menghasilkan produk dan jasa dari keterampilan-keterampilan yang muncul. Jika berbicara tentang urgensi literasi pada anak, literasi merupakan proses pembekalan yang nantinya akan menentukan bagaimana perkembangan mereka ke depan. “Itu sebabnya mengapa kita perlu memberi perhatian khusus kepada anak tidak terkecuali di perpustakaan,” tandas Dr. Yona Primadesi.

Untuk menciptakan anak yang literate dan menjadi pembaca aktif, orang tua harus mampu memahami ketertarikan anak terhadap literatur. “Anak usia sekolah dasar yang paling diutamakan adalah imajinasi, kreativitas, dan kemerdekaan dalam bernalar sehingga dalam penyediaan literatur harus mempertimbangkan hal itu,” tegas Dr. Yona Primadesi. Sebagai pustakawan pun, kita tidak hanya bertanggung jawab untuk mengembangkan minat dan daya baca anak, tetapi juga bertanggung jawab dalam mengembangkan kecakapan literasi anak. Anak harus mampu memahami, merefleksikan, dan menggunakan hasil bacaannya untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. “Jangan hanya menuntut anak banyak membaca tetapi kita tidak paham setelah membaca itu anak harus melakukan apa,” tukasnya. Dalam proses literasi pada anak, ada hal-hal yang harus diperhatikan berupa pemberian kesempatan akses segala bacaan kepada anak, pengakuan terhadap capaian yang telah dilakukan anak, melakukan interaksi untuk menciptakan anak sebagai pembaca aktif, dan memberi keteladanan kepada anak-anak sehingga pada akhirnya, anak mampu menemukan, memahami, mengevaluasi, serta merefleksi informasi yang mereka dapatkan.

Pada penghujung acara, muncul pertanyaan menarik dari salah satu partisipan mengenai bagaimana membangun komunikasi yang efektif kepada anak dalam waktu yang singkat. Beliau menjawab bahwa komunikasi persuasif dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Kita perlu mencari waktu komunikasi yang paling tepat, bagaimana waktu kesiapan belajarnya, dan cara belajarnya seperti apa. Pada akhirnya, pendekatan kepada anak harus dilakukan secara continue dan sabar.