Semarang (10/23) Integrasi Penggunaan Chatbot AI di Perpustakaan: Peningkatan Layanan Referensi Virtual karya Nazwa Silva Alkatrin. Juara 1 Esai Libfest.

Pendahuluan

Kini perpustakaan sudah bukan dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi. Perkembangan teknologi informasi telah merubah perilaku pencarian informasi manusia. Semakin jarang individu yang datang ke perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan search engine (mesin pencari) yang dinilai lebih praktis dan instan. Kemudian, fenomena ini diperparah dengan munculnya teknologi baru berbasis Artificial Intelligence (AI) yang mampu memberikan jawaban cepat atas pertanyaan yang diberikan dari pengguna. Maka, menjadi sebuah keniscayaan bagi perpustakaan untuk melakukan rebranding dan memanfaatkan integrasi AI untuk mengatasi masalah tersebut.

Perubahan teknologi mengharuskan masyarakat untuk memiliki akses yang mudah dan cepat terhadap informasi. Namun, hal ini tidak dapat tercapai tanpa adanya peran penting pustakawan sebagai mediator kebudayaan yang bertugas dalam mengelola dan menyajikan informasi kepada masyarakat. Sebagai wujud nyata dari kepustakawanan, pustakawan memainkan peran penting dalam menjaga dan melestarikan informasi serta membantu masyarakat memahami makna dan nilai dari informasi tersebut.

Perkembangan teknologi dengan AI memaksa perpustakaan untuk memelajari dan menerapkan teknologi baru inovatif untuk memertahankan pengalaman pengguna perpustakaan mereka. Pustakawan merupakan agen perubahan teknologi untuk dapat meningkatkan pelayanan di perpustakaan (Hussain, 2023). AI menjadi sangat diperlukan, karena pesatnya perkembangan AI telah menghasilkan beberapa kemajuan praktis dan signifikan (Okunlaya et al., 2022). Penggunaan AI telah menjadi kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perpustakaan.

Potensi AI, Chatbot AI, dan Implementasinya di Perpustakaan

Penerapan AI dalam layanan perpustakaan memiliki potensi dan manfaat yang besar untuk meningkatkan efisiensi layanan. Integrasi AI dengan katalog otomatis memberikan algoritme rekomendasi yang cerdas. AI dapat membantu merevolusi cara perpustakaan mengelola koleksinya dan membantu untuk menemukan sumber informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan informasi pemustaka (Barsha & Munshi, 2023). AI dapat membantu pengguna perpustakaan menemukan buku cetak yang tepat di rak dan menawarkan layanan referensi virtual dengan chatbot atau asisten percakapan. Penggunaan AI pada bagian katalog dapat menggunakan sistem profesional, yang memiliki fitur katalog lengkap yang terhubung ke sistem penerbitan elektronik. Sistem berbasis pengetahuan yang tidak membutuhkan input intelektual karena teks katalogisasi ditulis secara online (Jha, 2023).

Sebagian AI telah diterapkan di perpustakaan, salah satunya penggunaan chatbot untuk refereresi virtual berbasis AI. Chatbot berbasis AI (chatbot AI) terhubung dengan automasi pencarian informasi. Penerapan Chatbot AI memungkinkan adanya interaksi antara pengguna dengan pustakawan dan pengguna dengan database AI. Beban kerja pustakawan menjadi ringan dengan adanya penerapan tersebut, sehingga dapat meningkatkan produktiftas. Penggunaan sistem chatbot AI yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Jha, 2023).

Aplikasi AI di perpustakaan juga memengaruhi layanan pengguna. Chatbot dan asisten virtual yang didukung AI membantu pengguna menemukan sumber daya yang relevan, menjawab pertanyaan, dan memberikan panduan (Adetayo, 2023a). Algoritma pencarian proses pembelajaran dengan menggunakan mesin yang didukung oleh AI dapat menganalisis perilaku informasi dan preferensi pencarian informasi pemustaka untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan relevansi proses pencarian informasi yang diinginkan.

Asisten percakapan yang didorong oleh AI dapat mengubah layanan referensi konvensional dengan memberikan bantuan secara interaktif dan real­time kepada pengguna perpustakaan. Salah satu contoh chatbot AI adalah Bing Chat. Bing Chat adalah versi terbaru dari mesin pencari Bing yang dikembangkan oleh Microsoft. Bing Chat memiliki kekuatan untuk mengubah cara perpustakaan memberikan bantuan referensi kepada pemustaka. Akses real-time terhadap informasi ini sangat berguna dalam bidang bantuan penelitian, memberikan pengguna kemampuan untuk tetap mengikuti perkembangan penelitian yang sedang berlangsung, tren yang berkembang, dan dialog akademis. Bing Chat memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan lanjutan, mencari penjelasan, selaras dengan keinginan pengguna yang terus berkembang untuk interaksi yang personalisasi dan relevan secara kontekstual (Adetayo, 2023b).

Tantangan Integrasi Chatbot AI di Perpustakaan

Potensi AI yang sangat besar juga memiliki faktor penghambat dalam penerapannya. Beberapa faktor dapat menghambat keberhasilan integrasi teknologi AI di perpustakaan, yaitu kurangnya kesadaran, keterbatasan infrastruktur, ketersediaan dan kualitas data, kendala keuangan, pertimbangan etika dan faktor budaya, serta kurangnya sumber daya manusia (Barsha & Munshi, 2023).

Ketergantungan penggunaan AI sebagai pencari informasi dapat menimbulkan misinformasi dan ketidak akuratan informasi yang dihasilkan. Perpustakaan akademik perlu menyiapkan sistem jaminan kualitas yang komprehensif sebagai perlindungan terhadap informasi yang salah atau menyesatkan. Perlu adanya pemantauan manusia, khususnya untuk pertanyaan yang bersifat penting atau sensitif. Pustakawan bertindak sebagai perisai yang memperkuat legitimasi balasan Bing Chat, membangun lingkungan yang saling percaya dan dapat diandalkan (Adetayo, 2023b).

Penerapan AI dalam layanan perpustakaan harus mengatasi hambatan finansial yang signifikan agar berfungsi secara efisien (Jha, 2023). Untuk menerapkan AI perlu adanya infrastruktur yang memadai dengan teknologi terkini yang tentu membutuhkan biaya cukup besar untuk perawatan dan pemeliharannnya (Hussain, 2023). Sering kali karena keterbatasan anggaran, perpustakaan tidak memaksimalkan fasilitas yang ada. Tanpa infrastruktur fasilitas yang memadai di perpustakaan, maka infrastruktur yang lemah tersebut tidak dapat mendukung penerapan AI di layanan perpustakaan.

Kemampuannya untuk mengidentifikasi pola dalam data pribadi adalah salah satu alasan utama mengapa penggunaan AI dapat menjadi ancaman terhadap privasi individu. Algoritma AI dapat menganalisis data dengan kecepatan dan keakuratan yang tidak dapat dicapai oleh metode tradisional. Namun, tanpa persetujuan atau pengetahuan individu yang terkait, data sensitif individu dapat terungkap (Masrichah, 2023). Pertimbangan etika dan keamanan data privasi menjadi sangat penting untuk dijaga pada era penggunaan AI saat ini.

Dalam bidang interaksi percakapan, privasi dan keamanan data menjadi prioritas utama. Sistem AI rentan terhadap serangan dan manipulasi, baik melalui serangan siber atau manipulasi data. Keamanan AI harus menjadi prioritas utama dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi ini (Masrichah, 2023). Perpustakaan harus mengambil langkah-langkah untuk mengamankan data pengguna sambil mematuhi standar perlindungan data yang ketat dan mengkomunikasikan metode pengelolaan data mereka dengan jelas (Adetayo, 2023b).

Implikasi Chatbot AI di Perpustakaan Masa Depan

Chatbot AI memiliki peranan penting dalam menentukan masa depan layanan referensi saat perpustakaan menyesuaikan diri dari dunia informasi yang terus berubah. Kemampuan chatbot AI (Bard) mengisyaratkan era dukungan interaktif, yakni pengguna berinteraksi dengan virtual asisten yang memahami sifat pertanyaan mereka dan jawaban dengan informasi yang sesuai konteks (Adetayo & Oyeniyi, 2023).

Perpustakaan dapat mengembangkan ekosistem yang memadukan keterampilan konvensional pustakawan dengan kemampuan mutakhir AI. Adapun gagasan di masa depan, perpustakaan dapat menciptakan ruang interaksi antara chatbot AI, pemustaka, dan pustakawan dalam satu waktu yang sama. Dimungkinkan adanya penciptaan suatu grup chat yang semua pihak dapat berinteraksi di dalamnya. Pustakawan turut andil untuk dapat mengedukasi pelayanan referensi virtual yang berbasis chatbot AI. Sehingga, pemustaka dapat bertanya dan meminta rekomendasi alternatif penelusuran tentang kebutuhan informasi yang diinginkan. Penerapan chatbot AI memberikan pengalaman pencarian informasi kepada pengguna untuk lebih interaktif. Selain itu juga memberikan kemampuan pembelajaran yang mendalam kepada pengguna.

Kesimpulan

Perpustakaan dan pustakawan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan potensi yang ditawarkan oleh chatbot AI dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat. Sebagai mediator kebudayaan, peran pustakawan adalah menjaga integritas informasi dan membantu pengguna memahami nilai informasi tetap penting. Meskipun penggunaan chatbot AI dalam perpustakaan memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan relevansi layanan referensi virtual, namun penggunaan chatbot AI juga membawa sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan. Agar penggunaan chatbot AI di perpustakaan berhasil, beberapa masalah penting harus diatasi seperti kurangnya kesadaran, infrastruktur yang terbatas, keamanan data, dan pertimbangan etika.

Perpustakaan, pustakawan, dan pengguna harus bekerja sama untuk membuat solusi yang efektif untuk memanfaatkan chatbot AI. Perpustakaan harus terus memelajari dan memahami teknologi chatbot AI sambil memerhatikan pertimbangan etika, keamanan data, dan kualitas interaksi. Perpustakaan dapat menjadi entitas yang lebih dinamis dan responsif dengan memanfaatkan chatbot AI. Perpustakaan tetap relevan sebagai sumber informasi penting bagi masyarakat dengan menyediakan layanan yang cepat, akurat, dan terpercaya. Sehingga, pemustaka memiliki kemauan untuk datang ke perpustakaan, karena sudah tidak tertinggal pada perkembangan chatbot AI untuk mengakses dan mendapatkan informasi.

Daftar Pustaka

Adetayo, A. J. (2023a). Artificial intelligence chatbots in academic libraries: the rise of ChatGPT. Library Hi Tech News,                                                                                          40(3),       18-21.

https://doi .org/10.1108/LHTN-01 -2023 -0007 Adetayo, A. J. (2023b). Conversational assistants in academic libraries: enhancing reference services through Bing Chat. Library Hi Tech News. https://doi.org/10.1108/LHTN-08-2023-0142 Adetayo, A. J., & Oyeniyi, W. O. (2023). Revitalizing reference services and fostering information literacy: Google Bard’s dynamic role in contemporary libraries. Library Hi Tech News. https://doi.org/10.1108/LHTN-08-2023- 0137

Barsha, S., & Munshi, S. A. (2023). Implementing artificial intelligence in library services: a review of current prospects and challenges of developing countries. Library Hi Tech News. https://doi.org/10.1108/LHTN-07-2023- 0126

Hussain, A. (2023). Use of artificial intelligence in the library services: prospects and         challenges. Library Hi Tech News,                                                                                 40(2),       15-17.

https://doi.org/10.1108/LHTN-11-2022-0125 Jha, S. K. (2023). Application of artificial intelligence in libraries and information centers services: prospects and challenges. Library Hi Tech News, 40(7), 1­5. https://doi.org/10.1108/LHTN-06-2023 -0102 Masrichah,          S. (2023).   Ancaman         dan      Peluang Artificial                     Intelligence (AI).

Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 3(3), 83-101. https://j ournal .amikveteran.ac.id/index.php/Khatulistiwa/ arti cl e/vi ew/1860 Okunlaya, R. O., Syed Abdullah, N., & Alias, R. A. (2022). Artificial intelligence (AI) library services innovative conceptual framework for the digital transformation of university education. Library Hi Tech, 40(6), 1869-1892. https://doi.org/10.1108/LHT-07-2021 -0242