Semarang (01/23) Ialah Zahra Fadhilah Husna (Zahra), Juara 3 kategori Sci-Fi – Future of Society, Kompetisi Internasional HORIZON 2100 yang diselenggarakan oleh Center for Modeling the Future, Rusia.
Dikutip dari laman http://www.futurible.space/en/about/, Center for Modeling the Future merupakan organisasi kepemudaan yang terdaftar pada tahun 2018. Memiliki nama lengkap organisasi nirlaba “Center for Modeling the Future in Education, Science, Economics and Social and Humanitarian Sphere“.
Mereka menyelenggarakan kompetisi HORIZON 2100 tahun 2022. Kompetisi ini berskala besar yang diikuti oleh 778 orang dari 66 daerah Rusia dan 37 negara di dunia mendaftar untuk kompetisi, 424 karya dari 21 negara dari negara-negara Eurasia diterima untuk dipertimbangkan sesuai dengan persyaratan kompetisi, negara-negara Asia Tenggara, Afrika, Selatan, Amerika Utara, dan UE.
Zahra berhasil meraih juara 3 pada kompetisi internasional “HORIZON 2100”, Rusia, bidang karya ilmiah dan fiksi ilmiah (Sci-Fi – Society of the Future). Ia merupakan mahasiswa aktif dan berprestasi Prodi Ilmu Perpustakaan FIB Undip angkatan 2021.
Pada kompetisi ini, Zahra mengangkat tema “Library as a Center of Society” atau perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat. Konsep perpustakaan sebagai pusat ini sebetulnya kurang lebih mirip dengan perpustakaan berbasis inklusi sosial yang berupaya menunjang segala kebutuhan masyarakat di sekitarnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sosial.
Zahra mengikuti kompetisi karena ingin mengetahui seberapa baik dan layak kah konsep perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat menjadi gambaran untuk diterapkan di masa depan. Terlepas dari tren kecanggihan teknologi yang tidak pernah berhenti berkembang, perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat tentunya didesain untuk masyarakat di masa depan, tepatnya di tahun 2100. Ia meyakini bahwa perpustakaan di masa depan tidak akan melebur menjadi sesuatu yang hanya merupakan fitur virtual dan berada dalam gadget. Perpustakaan hingga kapan pun akan selalu menjadi tempat yang dapat dikunjungi, oleh karena itu perlu konsep yang baik agar dapat mempertahankan eksistensi perpustakaan di tengah masyarakat.
Nothing to lose. Bagi Zahra, dengan mengikuti lomba saja sudah merupakan suatu pencapaian, terlepas dari menang atau kalahnya. Kalaupun kalah, Zahra merasa tidak kehilangan apa-apa. Mengikuti lomba merupakan bentuk lain dari belajar. Sehingga waktu, tenaga, pikiran, dan biaya yang telah Zahra kerahkan untuk mengikuti lomba sejatinya merupakan manifestasi belajar di luar bangku perkuliahan. Ia tidak kehilangan semua itu jika kalah, justru ia belajar banyak hal walaupun baru mengumpulkan sebuah karya.
Selain sebagai output belajar, karya-karya yang Zahra susun untuk dilombakan baginya telah mengalami tahap uji kelayakan dan ia berharap adanya kesempatan untuk mengimplementasikannya secara nyata dalam kehidupan masyarakat.
Atas prestasi membanggakan ini, Ketua program studi Ilmu Perpustakaan, Dr. Heriyanto, S. Sos., M.IM. menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Zahra. Ia juga berharap supaya mahasiswa Ilpus dapat mengikuti jejaknya sebagai mahasiswa berprestasi dan mengharumkan nama Undip
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Nurhayati, M.Hum. juga turut memberikan ucapan selamat kepada Zahra karena telah mengharumkan nama undip.
Sekali lagi, selamat kepada Husna, telah berhasil mengharumkan nama prodi, fakultas dan universitas!