Semarang (24/11), Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro kembali menyelenggarakan kegiatan webinar bertema “Branding Positioning Marketing” yang dibawakan oleh Ridho Aflah Bekti, ST. MMT. Workshop ini membahas strategi menyeluruh untuk membangun, memperkuat, dan mempertahankan identitas brand di pasar, membentuk persepsi konsumen, dan menyusun rencana pemasaran yang efektif. Dalam sesi ini, pemateri menekankan pentingnya strategi branding yang melampaui sekadar logo atau nama. Branding mencakup semua aspek bagaimana konsumen memandang dan berinteraksi dengan brand, dengan pendekatan PDCA (Plan-Do-Check-Act) sebagai panduan yang sistematis. Setiap langkah dalam PDCA bertujuan memastikan relevansi brand di mata konsumen dan adaptabilitasnya terhadap dinamika pasar.

Selain itu, Ridho menjelaskan tentang positioning atau cara perusahaan membentuk persepsi konsumen terhadap produk mereka dibandingkan dengan kompetitor. Positioning dimulai dengan mendefinisikan visi, misi, serta nilai brand, dan dilanjutkan dengan identifikasi Unique Selling Proposition (USP) agar brand memiliki tempat unik di benak konsumen. Aspek ini diperkuat dengan menentukan posisi brand di pasar, konsistensi dalam elemen visual dan tone of voice, serta adaptasi terhadap tren digital dan teknologi untuk menjaga daya saing brand.

Ridho juga memaparkan strategi marketing dengan pendekatan tujuan SMART + C (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound, dan Challenge). Setiap kampanye pemasaran dievaluasi melalui KPI utama seperti brand awareness, konversi penjualan, dan keterlibatan konsumen. Strategi marketing mix (4P: Product, Price, Place, Promotion) dikombinasikan agar dapat mencapai audiens target secara optimal. Dalam ranah digital, pemasaran online menjadi fokus penting. Marketplace terintegrasi (Shopee, Tokopedia, Tiktokshop, Lazada) bersama dengan SEO, social media marketing, dan website marketing adalah metode yang disarankan untuk meningkatkan eksposur brand. Influencer marketing juga dianggap efektif dalam menarik perhatian dengan memilih influencer yang relevan.

Sebagai tambahan, pemateri menyoroti strategi iklan AIDA + L (Attention, Interest, Desire, Action, Loyalty) untuk menarik minat konsumen sekaligus membangun loyalitas mereka. Skema Customer Relationship Management (CRM) juga diterapkan, di mana pelanggan yang setia ditawari keanggotaan premium, memberikan mereka akses ke grup edukasi dan strategi menjadi reseller produktif. Workshop ini memberikan wawasan komprehensif tentang bagaimana membangun positioning brand yang kuat serta pemasaran yang berdaya saing di era digital.

Dalam diskusi ini, beberapa peserta aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan Ridho terkait materi yang telah disampaikan. Salah satunya, Emeraldo, mengangkat pertanyaan menarik mengenai waktu yang paling tepat untuk melakukan promosi secara besar-besaran. Pertanyaan ini membuka diskusi mendalam di antara para peserta dan pemateri. Menentukan waktu yang tepat untuk promosi menjadi perhatian utama, terutama dalam konteks mencapai target pasar yang lebih luas dan meningkatkan performa penjualan.

Penulis: Muhammad Fauzan